TANGERANG – Kondisi saluran air (irigasi) pertanian yang tidak terurus hingga El-Nino berkepanjangan, berdampak pada turunnya jumlah produksi pertanian, khususnya padi di wilayah Kabupaten Tangerang.
Diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika, setidaknya ada 1344 hektare lahan pertanian kekeringan hingga gagal panen.
“Total itu ada 36.202 hektare lahan pertanian di Kabupaten Tangerang, 1344 kemarin alami kekeringan” katanya kepada awak media, Senin 22 Januari 2024.
Kondisi tersebut kata dia, disebabkan karena adanya fenomena El-Nino serta kondisi saluran irigasi yang memerlukan perbaikan.
Ia menuturkan, bahwa pada Kamis (18/1/24) lalu, penyuluh pertanian Kecamatan Sukamulya bersama ketua P3A Desa Kubang, Babinsa serta perwakilan petani mendatangi lokasi saluran sekunder Gelebeg, Pabuaran.
“Hasil pengamatan langsung di lokasi, pertama itu saluran sekunder dari Gelebeg Pabuaran sudah terjadi pendangkalan sehingga perlu adanya normalisasi” tuturnya.
Begitupun dengan saluran sekunder dari pintu air GD3, kemudian Y1, KB3 ke pesawahan desa Kubang ke arah Kampung Sadang dan Bojong Manuk juga dinilai perlunya ada normalisasi.
“Harus juga perbaikan saluran betonisasi sepanjang 800 meter, agar bisa mengairi sawah di desa Kubang. Selain pada saluran sekunder, juga perlu perbaikan pada saluran tersiernya” tegas Asep.
Sementara terkait kebutuhan di daerah, Asep mengatakan saat ini Kabupaten Tangerang belum bisa mengandalkan hasil produksi pertanian sendiri, untuk memenuhi kebutuhan sekitar tiga juta jiwa masyarakat.
Sehingga dibutuhkan suplai dari luar, dengan jumlah pada kisaran 125 ribu sampai 150 ribu ton per tahunnya.
Sedangkan pada tahun 2023 kemarin, produksi pertanian ada pada angka 283 ribu ton, mengalami penurunan dari produksi pada tahun-tahun sebelumnya.
“Kebutuhan kita kurang lebih 359ribu ton per tahun” katanya.
Namun lanjutnya, kondisi saat ini dianggap surplus meski kebutuhan masih mengandalkan adanya suplai dari luar.
“Saat ini pasar itu terus berjalan yah, kalau ngomong kekurangan pasti kurang, setiap daerah pasti gitu. Tapi suplai dari luar masih dianggap memadai gitu” tegasnya.
Untuk ke depan katanya, pemkab Tangerang merencanakan untuk membangun kerjasama antar daerah, dalam memenuhi kebutuhan di wilayah.
“Kalau misalnya produksi katakanlah di Cianjur berlebih, maka ketika disini kesulitan misal Cianjur jangan jual kemana-mana larinya Tangerang gitu” tandasnya.
Reporter : Adit
Tinggalkan Balasan